Masa Depan IT Di Indonesia

Bookmark and Share

Mayan Calendar

Pada sistem penanggalan didalam Kalender Bangsa Maya/Maya Calendar yg merupakan kalender paling akurat sampe sekarang yg pernah ada di bumi.(Perhitungan Maya Calendar dari 3113 SM sampai 2012 M) ,mereka (Bangsa Maya) menyatakan pada tahun 2012,tepatnya tanggal 21 Desember 2012,merupakan “End of Times”. Maksud dari “End of Times” itu sendiri masih diperdebatkan oleh para ilmuwan, dan arkeolog.

Ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah :
  1. Berhentinya waktu (bumi berhenti berputar)
  2. Peralihan dari Zaman Pisces ke Aquarius
  3. Peralihan dari Abad Silver ke Abad keemasan
  4. End of Times = End of the World as we know it
  5. Akan ada sebuah galactic Wave yang besar, yang memberhentikan semua kegiatan di muka bumi ini, termasuk kemusnahan manusia
  6. Perubahan dari dimensi 3 ke dimensi 4, bahkan 5
  7. Kehidupan manusia meningkat dari level dimensi 3, ke 4, DNA manusia meningkat dari strain 2 ke 12, sehingga manusia dapat menggunakan telepati bahkan telekinesis
  8. Ada yang menyatakan tidak akan terjadi apa-apa
  9. Ada yang menyatakan waktu sudah tidak akan berlaku, jadi waktu tidak linear, tetapi bisa berubah2, sesuai dengan waktu yang kita alami, karena ditemukannya mesin waktu
  10. Ditemukannya mesin waktu dan stargate
  11. Manusia sudah dapat melakukan transportasi ke galaxi lain, melalui stargate
  12. Bangkitnya messiah, yang akan menyelamatkan manusia dari kehancuran
  13. Kebangkitan Isa AS / Jesus
  14. First Contact pertama kali peradaban manusia dengan Alien/UFO
  15. Manusia bergabung dengan komunitas antar galaxi pertama kali, manusia = galaxy being.
Dalam kalender bangsa Maya yang sangat tersohor itu, diramalkan bahwa pada periode 1992-2012 bumi akan dimurnikan, selanjutnya peradaban manusia sekarang ini akan berakhir dan mulai memasuki peradaban baru.

Wew bener sih kiamat akan terjadi, tapi nanti kan coba cek masa depan IT di Indonesia.



Masa depan Infrastruktur TIK Indonesia paling tidak akan dipengaruhi beberapa faktor, misalnya:

1. Government Guidelines and Monitoring

Peran Kementrian Kominfo yang menyediakan master plan kedepan harus dibuat secara rieal dan mengadopsi teknologi terkini. lompatan-lompatan untuk sedikit “memaksa” provider menyediakan teknologi terbaru harus ada, meskipun biaya mahal di tahun 2010 tetapi kalau ditunda 2 tahun lagi value of money nya akan semakin tinggi. belajar dari pengalaman, Indonesia terlalu sering terlambat dalam pengadopsian, akbiatnya industri infrastruktur, content creative, dan lainnya yang menjadi komoditi di infrastruktur berkembangpun tidak kalaupun iya akan sangat lambat.

Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) memegang peran penting bukan hanya untuk mengatur tentang terjadi kartel atau tidak, tetapi juga ambil peran strategis untuk memastikan agenda Pemerintah terpenuhi sesuai dengan jadwal.

2. Peran Operator

Operator-operator Indonesia dalam analisa saya sudah profesional, dimana lahan tersebut menguntungkan atau gemuk maka akan digarap dengan serta merta. Kasus diatas TELKOM, BTEL, BConnectivity adalah contoh nyata investasi yang masih luar biasa pangsa pasar dan potential incomenya. Layanan-layanan yang advanced bisa degan mudah di generate dengan model konsolidasi seperti ini. Yang menjadi tantangan adalah operator harus ambil inisiatif menggunakan dan mempropose pemanfaatan infrastruktur terkini bagi implementasi bisnis mereka.

Yang menjadi PR besar implementasi Wimax yang saat ini tampak tidak ada tindaklanjut dan belum selesai kita sudah dikenalkan dengan infrastruktur lain yang lebih luar biasa potensinya, LTE. Bukan menganggap layanan GPRS, 3G, EVDO, CDMA obsolote tetapi jumping teknologi ini kita perlukan untuk menempatkan Indonesia dalam infrastruktur masa depan dunia.

3.  Teknologi

Ya, teknologi di infrastruktur layanan  broadband akan semakin mengila menurut analisa saya. Saat ini bukan hanya LTE, Wimax, etc, tetapi bagaimana teknologi yang sudah existing ini akan disinergikan dengan teknologi lain seperti Cloud Technology, share service industry, dan personalise technology. Sinergi antar operator untuk menciptakan full coverage area, kerjasama roaming antar operator sehingga tidak ada lagi blank spot di Indonesia, operator dengan pemerintah untuk menyediakan layanan dan respon dari pemerintah yang cepat, operator dengan industri terlebih bagi industri yang membutuhkan layanan real time dan multi site seperti perbankan, ecommerce, etc akan menjadi driving force bagi operator untuk berani mengimplementasikan teknologi terkini.

Beberapa minggu lalu PT Telkom dan BTEL meskipun belum secara terbuka dan resmi mengumumkan, ada rencana untuk melakukan konsolidasi bisnis mereka masing-masing yaitu Flexi dan Esia untuk menjadi kekuatan baru di industri telekomunikasi. Flexi dengan customer body mungkin diatas 20 juta dan Esia yang sudah mencapai pasar 11 juta pengguna tentu adalah basis modal customer yang luar biasa. Yang menariknya publik masih belum tahu bentuk dan kedepannya seperti apa sinergi ini, karena masing-masing CEO masih “merahasiakan”. Dalam dunia bisnis terutama telekomunikasi memang wajar praktek konsolidasi ini, dilandasi dengan basis infrastruktur yang sama misalnya bermain di area CDMA, dan layanan suara dan data.

Minggu terakhir kita kemudian mendapatkan berita yang tidak kalah seru yaitu BTEL menginvestasikan 100 Juta Dollar untuk membentuk BConnectivity yang akan bermain khusus penyedia layanan broadband berbasis EVDO yang saat ini didominasi oleh SMART. Langkah yang berani dan strategis apalagi dengan ancaman krisis keuangan Eropa saat ini.
Sementara itu operator-operator lain kita bisa mencermati saat ini lebih banyak memasang strategi bagaimana me-maintain pasar yang sudah mereka bentuk dan peroleh masing-masing. Pergerakan dan strategi para operator ini bagi pemerintah mungkin menguntungkan karena akan terbantu penyediaan infrastruktur yang common untuk penetrasi ICT di Indonesia, dengan kata lain

Pemerintah tidak perlu berinvestasi besar-besaran untuk membangun dari awal.
Terkait dengan infrastruktur masa depan untuk TIK di Indonesia, mari kita telaah dan coba analisa akan seperti apa. Indonesia memang unik, dari pengamatan seperti di Malaysia, Singapore, Thailand, New Zealand dan Australia, Pemerintah masing-masing negara memiliki roadmap yang luar biasa untuk men-direct arah ke depan infrastruktur TIK nya. Malaysia contohnya tahun ini sudah mendeklarasikan satu tema Jalur Lebar Nasional yang memang akhirnya diselenggarakan oleh TM Malaysia. tetapi yang menarik mau tidak mau operator swasta pun mengikuti guidelines ini.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment